[Tempo Interaktif] - Masyarakat Pemantau Investasi Asing menyatakan, perjanjian kerja sama operasi di blok migas Cepu dapat dijadikan model kerja sama operasi ladang migas di Tanah Air.
Menurut Koordinator Masyarakat Pemantau Investasi Asing Mohammad Donk Ghanie,selama ini kerja sama dengan pihak asing dalam pengelolaan ladang minyak saat ini tidak menguntungkan. Ini berbeda dengan kerja sama dengan ExxonMobil. "Kami mempelajari, banyak sekali kerja sama dengan asing yang mana posisi tawar negara lebih rendah dengan porsi keuntungan lebih kecil," kata Mohammad Donk Ghanie, Kamis (16/3).
Karena itu, kata dia, pihaknya mendesak pemerintah mengevaluasi semua bentuk kerja sama pengelolaan ladang minyak dan gas agar posisi tawar dan porsi keuntungan negara menjadi lebih baik. Dia mencontohkan kerja sama pemerintah dengan Chevron (Caltex) di Riau. Di sana Chevron mendapat bagi hasil 15 persen sendirian. Sementara itu, kerja sama dengan di Cepu, harus berbagi kepada tiga pihak yakni ExxonMobil (6,75 persen), Pertamina (6,75 persen, dan BUMD (1,5 persen). "Jadi porsi Indonesia di Cepu lebih besar yakni 93,25 persen. Sedangkan di Riau porsi pemerintah hanya 85 persen."
Dia menegaskan, pemerintah harus lebih jeli lagi meneliti dan mengevaluasi perjanjian kerja sama dan kontrak karya dengan perusahaan pertambangan asing. Hal ini wajib dilakukan agar penerimaan negara dari minyak dan gas itu bisa lebih maksimal. [16 Maret 2006]
Jumat, 17 Maret 2006
Selasa, 05 April 2005
Petronas Bidik Pasar Hilir Migas
[Sinar Harapan] - Pasar pelumas di Indonesia amat menjanjikan, sejalan dengan jumlah populasi kendaraan yang terus bertumbuh. Kalangan industri berlomba-lomba menawarkan produk baru untuk kebutuhan pasar tersebut. Sampai-sampai, konsumen dibuat “bingung,” mana produk pelumas yang pas untuk kendaraannya.
Kebutuhan pelumas per tahun di Indonesia, menurut data, sekitar 625.000-650.000 kiloliter. Jumlah itu setelah dicek ulang ke beberapa industri, tak berubah dari tahun ke tahun. Penyebabnya, karena mutu pelumas saat ini lebih tahan lama sehingga permintaan tetap stagnan.
Liberalisasi pasar pelumas di Indonesia yang terjadi pada 2001 memberi angin pada perusahaan asing untuk meramaikan pasar pelumas yang gemuk itu. Pangsa pasar Pertamina yang semula 80 persen, menciut menjadi 58 persen pada 2003. Selebihnya diperebutkan oleh pemain lokal dan asing.
Salah satu pemain asing yang bersemangat dengan pasar Indonesia adalah Petrolium Nasional Berhad atau Petronas, perusahaan minyak dan gas bumi dari Malaysia. Menurut Faris Mustaffa, Presiden Direktur PT Petronas Niaga Indonesia, pasar pelumas di sini masih terbuka luas.
Dia menganalisis konsumen Indonesia saat ini masih banyak memakai produk pelumas berkualitas menengah. “Itulah sebabnya kami hadir di sini dengan produk berkualitas tinggi,” ujarnya usai peluncuran Petronas Syntium API SM, spesifikasi pelumas tertinggi, di Jakarta, Selasa (3/5).
Kebutuhan pelumas per tahun di Indonesia, menurut data, sekitar 625.000-650.000 kiloliter. Jumlah itu setelah dicek ulang ke beberapa industri, tak berubah dari tahun ke tahun. Penyebabnya, karena mutu pelumas saat ini lebih tahan lama sehingga permintaan tetap stagnan.
Liberalisasi pasar pelumas di Indonesia yang terjadi pada 2001 memberi angin pada perusahaan asing untuk meramaikan pasar pelumas yang gemuk itu. Pangsa pasar Pertamina yang semula 80 persen, menciut menjadi 58 persen pada 2003. Selebihnya diperebutkan oleh pemain lokal dan asing.
Salah satu pemain asing yang bersemangat dengan pasar Indonesia adalah Petrolium Nasional Berhad atau Petronas, perusahaan minyak dan gas bumi dari Malaysia. Menurut Faris Mustaffa, Presiden Direktur PT Petronas Niaga Indonesia, pasar pelumas di sini masih terbuka luas.
Dia menganalisis konsumen Indonesia saat ini masih banyak memakai produk pelumas berkualitas menengah. “Itulah sebabnya kami hadir di sini dengan produk berkualitas tinggi,” ujarnya usai peluncuran Petronas Syntium API SM, spesifikasi pelumas tertinggi, di Jakarta, Selasa (3/5).
Sabtu, 25 Desember 2004
Laporan New York Times Soal Newmont Sama dengan Temuan Tim Terpadu
[Tempo Interaktif] - Laporan audit internal Newmont yang dibeberkan dalam harian New York Times (22/12), juga ditemukan oleh Tim Terpadu Penanganan kasus Buyat.
Pembuangan sebanyak 33 ton merkuri langsung, sudah dicurigai oleh tim terpadu dalam laporannya tertanggal November 2004. "Ini bisa dilihat dari turunnya jumlah drum berisi kalomel (merkuri buangan industri dalam bentuk gel) yang dikirim PT Newmont Minahasa Raya ke Pusat Pengolahan Limbah Industri di Bogor pada 2003," ujar anggota tim terpadu Raja Siregar ketika dihubungi Tempo, Sabtu (25/12).
Raja menjelaskan, tidak semua logam merkuri (hasil sampingan pengolahan bijih emas) dibuang ke laut berupa tailing. Ada juga yang diolah di Pusat Pengolahan Limbah Industri di Bogor.
Awalnya, proses pengolahan biji emas yang mengandung unsur As, Hg, Sb, Cu, Fe, Mn, Sb, dan Ag di PT NMR dimulai dengan pengecilan ukuran (crusher), pemanggangan (roasting), sianidasi (leaching), dan absorbsi emas dengan karbon.
Dalam proses pemanggangan digunakan mercury scrubber untuk menangkap merkuri yang terlepas ke udara dan mengubahnya dalam bentuk gel (kalomel). Kalomel inilah yang dikirim ke Bogor.
Pembuangan sebanyak 33 ton merkuri langsung, sudah dicurigai oleh tim terpadu dalam laporannya tertanggal November 2004. "Ini bisa dilihat dari turunnya jumlah drum berisi kalomel (merkuri buangan industri dalam bentuk gel) yang dikirim PT Newmont Minahasa Raya ke Pusat Pengolahan Limbah Industri di Bogor pada 2003," ujar anggota tim terpadu Raja Siregar ketika dihubungi Tempo, Sabtu (25/12).
Raja menjelaskan, tidak semua logam merkuri (hasil sampingan pengolahan bijih emas) dibuang ke laut berupa tailing. Ada juga yang diolah di Pusat Pengolahan Limbah Industri di Bogor.
Awalnya, proses pengolahan biji emas yang mengandung unsur As, Hg, Sb, Cu, Fe, Mn, Sb, dan Ag di PT NMR dimulai dengan pengecilan ukuran (crusher), pemanggangan (roasting), sianidasi (leaching), dan absorbsi emas dengan karbon.
Dalam proses pemanggangan digunakan mercury scrubber untuk menangkap merkuri yang terlepas ke udara dan mengubahnya dalam bentuk gel (kalomel). Kalomel inilah yang dikirim ke Bogor.
Langganan:
Postingan (Atom)